PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL, HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN RUANG LINGKUP, MELAKUKAN PEMAHMAAN DAN EVALUASI ATAS PENGENDALIAN INTERN.
PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal adalah suatu sistem dan prosedur dari sebuah perusahaan untuk melindungi aset-aset di dalam perusahaan. Hal ini juga digunakan untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan peraturan yang berlaku. Yang dimaksud dari pengendalian internal adalah seluruh data dari suatu bagian akan otomatis diperiksa oleh bagian lain di suatu perusahaan.
Dalam teori akuntansi, pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan teknologi informasi yang dirancang untuk membantu sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya masing-masing. Pengendalian internal ini sebuah cara untuk mengawasi, mengarahkan, dan mengukur sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Pengendalian Internal Menurut Ahli
Pengendalian internal sebelumnya sudah pernah dibahas oleh para ahli. Berikut adalah beberapa pengertian pengendalian internal.
1. Horngren (2009:390)
Pengendalian internal adalah semua rencana dan tindakan dalam organisasional yang dirancang untuk mengamankan aktiva, mendorong karyawan agar mengikuti kebijakan perusahaan, memastikan catatan akuntansi yang tepat, dan meningkatkan efisiensi operasional.
2. Hery (2016:159)
Pengendalian internal adalah sebuah kesatuan perangkat kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari penyalahgunaan, menjamin informasi akuntansi yang akurat, serta untuk memastikan bahwa semua peraturan dan undang-undang dan kebijakan manajemen telah dipatuhi oleh seluruh karyawan.
3. Dasaratha, V. Rama-Frederick, L. Jones (2008:132)
Pengendalian internal adalah suatu proses kebijakan perusahaan yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel-personel lainnya. Hal ini dibuat untuk memastikan kepastian terkait beberapa pencapaian meliputi, efektivitas dan efisiensi operasional, keakuratan laporan keuangan, dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.
4. IAPI (2011:319.2) dalam Thorman Lumbanraja
Pengendalian internal adalah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, serta personel lainnya untuk meyakinkan beberapa pencapaian meliputi, keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
5. Mulyadi (2013:163)
Pengendalian internal adalah struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang telah dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan sebuah perusahaan yang tugasnya meliputi, mengecek ketepatan laporan keuangan, mendorong efisiensi operasional, dan mendorong karyawan untuk mematuhi kebijakan manajemen yang ada
HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN RUANG LINGKUP.
Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan publik, hal tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya.
Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan substantive test.
Misalnya :
- waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus lebih banyak.
- Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas perhitungan fisik persediaan harus lebih banyak.
Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern berjalan efektif , maka scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test bisa bisa dipersempit.
MELAKUKAN PEMAHMAAN DAN EVALUASI ATAS PENGENDALIAN INTERN
Auditor harus mendokumentasikan pemahamannya tentang komponen pengendalian intern entitas yang diperoleh untuk merencanakan audit. Bentuk dan isi dokumentasi dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas entitas, serta sifat pengendalian intern entitas. Sebagai contoh, dokumentasi pemahaman tentang pengendalian intern entitas yang besar dan kompleks dapat mencakup bagan alir (flowchart), kuesioner, atau table keputusan. Namun, untuk entitas yang kecil, dokumentasi dalam bentuk memorandum sudah meadai. Umumnya, semakin kompleks pengendalian intern dan semakin luas prosedur yang dilaksanakan, seharusnya semakin luas dokumentasi yang dilakukan oleh auditor.
Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pemeriksaan oleh akuntan publik.
Karena baik buruknya pengendalian intern akan memberikan pengaruh yang besar terhadap:
Keamanan asset perusahaan
Dapat dipercayai atau tidak nya Iaporan keuangan perusahaan.
Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan
Tihlsf/myf gire mat
Jen is op ini yahlsf/akan diberikan akun tan publik
Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan publik, yaitu:
1. Internal control questionnaire s
Cara ini banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), karena dianggap lebih sederhana dan praktis, Biasanya KAP sudah meiliki satu set ICQ yang standar, yang bisa digunakan untuk memahami dan mengevaluasi pengendalian intern diberbagai jenis perusahaan. Pernyataan-pernyataan dalam ICQ diminta untuk dijawab Ya (Y), Tidak (T). Atau Tidak Relevan (TR). Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah disusun dengan baik, maka jawaban Ya” akan menunjukkan ciri internal control yang baik, Tidak” akan menunjukkan ciri internal control yang lemah, Tidak Relevan” berarti pertanyaan tersebut tidak relevan untuk perusahaan tersebut.
ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut:
A. Umum
Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, akta pendirian dan pertanyaan umum lainnya mengenai keadaan perusahaan.
B. Akuntansi
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan perusahaan, misalnya apakah Proses pembukuan dilakukan secara manual atau computerized, jumlah dan kualifikasi tenaga di bagian akuntansi dan lain-lain.
C. Siklus penjualan-p tfplang penerimaan kas
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur yang terdapat di perusahan dalam siklus penjualan (kredit dan tunai), piutang dan penerimaan kas.
D. Siklus pembelian-utang-pen geluaran kas
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur yang terdapat di perusahan Dalam siklus pembelian (kredit dan tunai), utang dan pengeluaran kas.
E. Persediaan
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur penyimpanan dan pengawasan fisik persediaan, system pencatatan dan metode penilaian persediaan dan stock opname.
F. Surat berharga (securities)
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut surat berharga, otorisasi untuk pembelian dan penjualan surat berharga dan penilaiannya.
G. Assettetap
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur penambahan dan pengurangan asset tetap, pencatatan dan penilaian asset tetap dan lain-lain.
H. Gajidan upah
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut kebijakan personalia (uman resources development) serta system dan prosedur pembayaran gaji dan upah.
Yang perlu diperhatikan adalah:
a. uditor harus menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan di ICQ kepada staf klien dan Kemudian mengisi sendiri jawabannya, jangan sekedar menyerahkan ICQ kepada klien untuk diisi.
b. Untuk repeat engagement (penugasan yang berikutnya) ICQ tersebut harus dimutakhirkan berdasarkan hasil tanya jawab dengan klien.
c. Ada kecenderungan bah wa klien akan memberikan jawaban seakan-akan pengendalian intern sangat baik.
2. Bagan Ar Buchary
Flow chart menggambarkan arus dokumen dalam system dan prosedur di suatu unit Usaha, misalnya dalam flow chart untuk system dan prosedur pembelian, utang dan Pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen mulai dari permintaan pembelian (purchase Requisition), order pembelian (purchase order) sampai dengan pelunasan utang yang Untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan flow chart lebih disukai, karena auditor bisa Berasal dari pembelian tersebut. Lebih cepat melihat apa saja kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari suatu System dan prosedur.
Untuk penugasan tahun-tahun berikutnya, auditor harus selalu memutakhirkan (mengupdate) ifimtu chart tersebut untuk mengetahui apakah terdapat perubahan- perubahan dalam system da prosedur perusahaan.
Setelah flow chart dibuat, auditor harus melakukan walk through, yaitu mengambil dua atau tiga dokumen untuk mengetes apakah prosedur yang dijalankan sesuai dengan apa yang digambarkan dalam flow chart. Misalnya ambil satu set dokumen untuk pelunasan utang yang berasal dari pembelian persediaan secara kredit. Periksa apakah secara dokumen (purchase requisition, purchase order, receiving report, supplier invoice, dan cash payment voucher) sudah diproses sesuai dengan prosedur yang digambarkan dalam ifmtu chart pembelian, utang dan pengeluaran kas pengeluaran kas..
3. Narrative Dalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, system dan prosedur akuntansi yang berlaku di perusahaan, misalnya prosedur pengeluaran kas. Cara ini bisa digunakan untuk klien kecil yang pembukuannya sederhana.
Komentar
Posting Komentar