Perencanaan audit dan prosedur analitis

 Perencanaan audit keuangan adalah jembatan untuk pekerjaan pengujian berupa prosedur-prosedur yang akan dilakukan. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan.

DELAPAN TAHAPAN DALAM PERENCANAAN AUDIT


1. Penerimaan Klien dan pembuatan rencana audit awal

Ada empat hal yang perlu dilakukan auditor dalam perencanaan audit awal, yaitu sebagai berikut:

 - Memutuskan akan menerima klien baru atau melanjutkan klien lama untuk dilakukan audit (membuat perikatan baru atau perikatan lama)

- Mengidentifikasi mengapa klien menginginkan untuk dilakukan audit, karena informasi ini akan mempengaruhi bagian dari proses perencanaan selanjutnya

- Memenuhi syarat-syarat penugasan yang ditetapkan oleh klien

- Mengembangkan strategi audit secara keseluruhan dengan membentuk tim yang memiliki keahlian khusus di bidangnya


2. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien

 Terdapat beberapa aspek pendekatan untuk memahami bisnis dan industri klien, antara lain:


- Industri dan lingkungan eksternal

- Operasi dan proses bisnis

- Manajemen dan tata kelola

- Strategi dan tujuan klien

- Ukuran dan kinerja

3. Menilai risiko bisnis klien

 Auditor akan memeriksa dan memahami strategi bisnis yang telah dijalankan oleh klien dan auditor akan menilai apakah ada risiko yang mungkin terjadi dalam bisnis klien tersebut.

Apabila memang terdapat risiko dalam bisnis tersebut, maka dapat dipastikan bahwa bisnis yang dilakukan oleh klien tersebut mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan

 Tujuan prosedur analitis pendahuluan terdiri atas:

- Prosedur analitis awal

- Prosedur analitis substantif

- Prosedur analitis akhir

5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren

Tahapan ini terbagi menjadi dua poin, yaitu:

- Menentukan tingkat materialitas awal

- Mempertimbangkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan

 

6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian

Setiap pengendalian internal dirancang oleh auditor untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya salah saji yang material dalam laporan keuangan.

Lingkungan pengendalian merupakan komponen pengendalian internal yang terdapat empat proses di dalamnya, yaitu penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.


7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan

Auditor harus mulai mengumpulkan informasi untuk menilai adanya risiko kecurangan selama perencanaan audit berlangsung dan memperbarui penilaian tersebut selama proses audit berlangsung.


  Informasi yang terdapat dalam penilaian risiko kecurangan dapat ditemukan saat auditor melakukan kunjungan ke perusahaan klien serta mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait di dalamnya.


8. Menyusun strategi audit keseluruhan dan program audit

Dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi, auditor dapat memilih antara dua strategi audit awal berikut:

- Primarily subtantive approach.

- Lower assessed level of control risk approach.


Tujuh tahapan pertama dilakukan guna memenuhi kewajiban auditor untuk melaksanakan Prosedur Penilaian Risiko, sedangkan tahapan kedelapan merupakan respon terhadap tahapan sebelumnya yang dituangkan kedalam Prosedur Audit Lebih Lanjut (SA 330.6)

PROSEDUR PENILAIAN RISIKO


Prosedur yang digunakan untuk penilaian risiko tercantum pada standar audit (SA 315.5) yang berbunyi:


"auditor harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu dasar bagi pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan keuangan dan asersi. Namun, prosedur penilaian risiko semata tidak menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar opini audit"


PROSEDUR AUDIT LEBIH LANJUT

Prosedur audit lebih lanjut dilakukan sebagai respon atas penilaian risiko kesalahan penyajian material.

Prosedur audit lebih lanjut terdiri dari


a. Pengujian Pengendalian

b. Pengujian substantif golongan transaksi

c. Prosedur analitis substantive

d. Pengujian rinci atas saldo

PROSES ANALITIS 


Terdapat banyak jenis prosedur audit yang dapat digunakan untuk mengaudit laporan keuangan. Salah satunya yaitu Prosedur Analitis. Pada PSA No 22 (Seksi SA 329) Prosedur analitik merupakan evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan rasional antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mengaitkan berbagai hubungan dan unsur data. Asumsi dasar penerapan prosedur analitik adalah bahwa hubungan yang masuk akal di antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut, kecuali jika timbul kondisi yang sebaliknya. Kondisi tertentu yang dapat menimbulkan penyimpangan dalam hubungan ini mencakup antara lain, peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah saji. Dalam beberapa hal, prosedur analitik lebih efektif atau efisien daripada pengujian rinci untuk mencapai tujuan pengujian substantif.

Prosedur analitis digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya.


b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi.


c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.

Prosedur analitis meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Berikut ini adalah contoh sumber informasi yang digunakan dalam mengembangkan harapan:

a. Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan dengan memperhatikan perubahan yang diketahui.

b. Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggaran atau prakiraan termasuk ekstrapolasi dari data interim atau tahunan.

c. Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam satu periode.

d. Informasi industri bidang usaha Mien, misalnya informasi laba bruto.

e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan.

Jenis Prosedur Analitis


Auditor dapat menggunakan satu atau lebih dari lima jenis prosedur analitik. Lima jenis prosedur analitis tersebut yaitu :

1. Membandingkan data klien dengan data industri.


Cara ini dapat membantu dan memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan keuangan, tetapi mungkin kurang membantu auditor dalam mengindenfikasikan salah saji yang potensial. Kelemahan utama penggunaan rasio industry dalam auditing adalah perbedaan antara sifat informasi keuangan klien dengan perusahaan yang membentuk total industri. Karena data indutri adalah rata-rata yang lebih luas, perbandingannya mungkin tidak berarti. Sering kali, lini bisnis klien tidak sama seperti standar industry. Selain itu, perusahaan yang berbeda menerapkan metode akuntasi yang juga berbeda, sehingga mempengaruhi komparabilitas data.


2. Membandingkan data klien dengan data periode sama yang sebelumnya


yaitu dengan:


· Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya


· Membandingkan rincian total saldo dengan perincian yang sama pada tahun sebelumnya

· Menghitung rasio dan hubungan persentase unntukk perbandingan dengan tahun sebelumnya

3. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan klien sebelumnya (anggaran)

Kebanyakan perusahaaan menyiapkaan anggaraan (budgets) untuk berbagai aspek operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan ekspektasi klien selama periode berjalan, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antra hasil yang dianggarkan dengan hasil aktual, karena area ini dapat mengandung salah saji yang potensial, jika tidak ad perbedaan, salah saji tidak mungkin terjadi.apabila data klien dibandingkan dengan anggaran, ada dua kepentingan khusus;

· Kepentingan pertama, auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana yang realistis.

· Kepentingan kedua adalah kemungkinan bahwa informasi keuangan saat ini telah diubah oleh personil klien agar sesuai dengan anggaran

Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung... Selengkapnya 

Jenis Prosedur Analitis Dalam Audit Laporan Keuangan


Terdapat banyak jenis prosedur audit yang dapat digunakan untuk mengaudit laporan keuangan. Salah satunya yaitu Prosedur Analitis. Pada PSA No 22 (Seksi SA 329) Prosedur analitik merupakan evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan rasional antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mengaitkan berbagai hubungan dan unsur data. Asumsi dasar penerapan prosedur analitik adalah bahwa hubungan yang masuk akal di antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut, kecuali jika timbul kondisi yang sebaliknya. Kondisi tertentu yang dapat menimbulkan penyimpangan dalam hubungan ini mencakup antara lain, peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah saji. Dalam beberapa hal, prosedur analitik lebih efektif atau efisien daripada pengujian rinci untuk mencapai tujuan pengujian substantif.

Prosedur analitis digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya.

b. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi.

c. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.


Prosedur analitis meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Berikut ini adalah contoh sumber informasi yang digunakan dalam mengembangkan harapan:

a. Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan dengan memperhatikan perubahan yang diketahui.

b. Hasil yang diantisipasikan, misalnya anggaran atau prakiraan termasuk ekstrapolasi dari data interim atau tahunan.

c. Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam satu periode.

d. Informasi industri bidang usaha Mien, misalnya informasi laba bruto.

e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan.


Jenis Prosedur Analitis

Auditor dapat menggunakan satu atau lebih dari lima jenis prosedur analitik. Lima jenis prosedur analitis tersebut yaitu :

1. Membandingkan data klien dengan data industri.

Cara ini dapat membantu dan memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan keuangan, tetapi mungkin kurang membantu auditor dalam mengindenfikasikan salah saji yang potensial. Kelemahan utama penggunaan rasio industry dalam auditing adalah perbedaan antara sifat informasi keuangan klien dengan perusahaan yang membentuk total industri. Karena data indutri adalah rata-rata yang lebih luas, perbandingannya mungkin tidak berarti. Sering kali, lini bisnis klien tidak sama seperti standar industry. Selain itu, perusahaan yang berbeda menerapkan metode akuntasi yang juga berbeda, sehingga mempengaruhi komparabilitas data.


2. Membandingkan data klien dengan data periode sama yang sebelumnya


yaitu dengan:

· Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya

· Membandingkan rincian total saldo dengan perincian yang sama pada tahun sebelumnya

· Menghitung rasio dan hubungan persentase unntukk perbandingan dengan tahun sebelumnya


3. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan klien sebelumnya (anggaran)

Kebanyakan perusahaaan menyiapkaan anggaraan (budgets) untuk berbagai aspek operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan ekspektasi klien selama periode berjalan, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antra hasil yang dianggarkan dengan hasil aktual, karena area ini dapat mengandung salah saji yang potensial, jika tidak ad perbedaan, salah saji tidak mungkin terjadi.apabila data klien dibandingkan dengan anggaran, ada dua kepentingan khusus;

· Kepentingan pertama, auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana yang realistis.

· Kepentingan kedua adalah kemungkinan bahwa informasi keuangan saat ini telah diubah oleh personil klien agar sesuai dengan anggaran.



4. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan auditor.

Pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat estimasi saldo akun dan menghubungkannya dengan beberapa akun neraca atau akun laporan laba-rugi lainnya, atau membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren historis. Berikut ini ada dua contohnya:


a. Auditor dapat melakukan perhitungan independen terhadap beban bunga atas wesel bayar jangka panjang dengan mengalikan saldo akhir bulan wesel bayar dengan suku bunga rata-rata bulanan. Estimasi independent ini didasarkan pada pengujian atas kelayakan beban bunga yang tercatat.

b. Auditor menghitung rata-rata cadangan kerugian piutang sebagai persentase piutang usaha kotor, dan kemudian menerapkannya pada saldo piutang usaha kotor pada akhir tahun audit. Sehingga auditor dapat menentukan nilai yang diharapkan untuk penyisihan tahun berjalan.


5. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang menggunakan data nonkeuangan.

Keutamaan dalam menggunakan data non-keuangan terletak pada keakuratan data. Misalnya dengan mengaudit sebuah hotel, diketahui jumlah kamar, tarif untuk setiap kamar, dan tingkat hunian. Lebih mudah mengestimasikan pendapatan dengan cara tersebut dibandingkan pendapatan yang tercatat.

Dengan penggunaan prosedur analitis diharapkan dapat memahami operasi bisnis dan industri klien selama pengauditan berlangsung sehingga dapat mengidentifikasi kemungkinan salah saji atau penipuan oleh manajemen perusahaan pada laporan keuangan. Dan juga membantu auditor untuk melihat apakah ada masalah yang sedang berlangsung di perusahaan atau tidak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanggung Jawab dan Tujuan Audit

Standar Auditing dan Etika Profesi

AUDIT PLAN, AUDIT PROGRAM, AUDOT PROSEDURE, DAN AUDIT TEKNIK